26 Agustus, 2009

Penderita Kangker Meninggal Dunia

“Hanya 18 Hari Menjalani Perawatan Medis”

ACEH UTARA- Tibaidah (42) janda asal Gampong Tambon Baroeh, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, yang menderita penyakit tumor (kangker) payudaranya, menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Zainal Abidin, Banda Aceh, Selasa (25/8) sekira pukul 10.00 WIB.

Namun, tepatnya pada pukul 15.30 WIB korban tiba ke kampung halamannya di Tambon Baroeh, kecamatan setempat. Bahkan, pada sore itu juga Tibaidah langsung di shalatkan oleh warga dan kebumikan. Kini Tibaidah meninggalkan empat anak kandungnya dan dua diantaranya masih berstatus pelajar di SMP dan SD.

”Mak cek saya, sudah sangat parah menderita penyakit kangker payudara dan kata dokter kondisi kesehatannya sudah stadium empat. Padahal, pada tanggal 25 Agustus itu mau dilakukan operasi, akan tetapi Allah berkendak lain,”ucap Khairani (28) keponakan korban asal warga Kecamatan Meurah Mulia, kepada Rakyat Aceh, kemarin.

Dia mengatakan, saat hari-hari terakhir mak cek pihaknya dari keluarga tidak mengalami tanda-tanda yang sangat berakhir. Namun, hanya saja kondisi kesehatannya yang sudah memasuki stadium empat sehingga sulit untuk disembuhkan terhadap penyakit tumor tersebut.

Sementara itu, seperti diberitakan sebelumnya, Tibaidah dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Aceh Utara, pada Jum’at (7/8) lalu. Itupun atas permintaan dari Wakil Bupati Aceh Utara, Syarifuddin, SE, setelah mendapatkan laporan adanya warga yang menderita penyakit tumor payudara.

Janda miskin ini, hanya mampu berbaring lemas dirumah ponakannya di Gampong Mee, Kecamatan Meurah Mulia. Hari-harinya, selalu merasakan sakit dan benjolan di payudaranya semakin membesar. Untuk pengobatanya, dia hanya mengandalkan dengan jasa dukun kampung, karena tidak mempunyai biaya guna merobat ke doktor.

“Penyakit ini sudah tiga bulan saya derita, awalnya penyakit itu hanya berbentuk benjolan sebesar kelereng dengan rasa sakit yang berdenyut-denyut di payudara sebelah kanan. Tapi kini kondisi tumor itu sudah mulai membesar,”ucap Tibaidah (42) saat ditemui wartawan di rumah ponakannya di Gampong Mee, Kecamatan Meurah Mulia, Jum’at (7/8) lalu.

Kata dia, selama menderita penyakit kangker tersebut dirinya sudah beroba ke beberapa dukun kampung baik yang ada di Batuphat, Kecamatan Muara Satu, maupun ke Kecamatan Lhoksukon dan terakhir ke dukun di Kecamatan Meurah Mulia. Namun, penyakit yang diderita itu juga belum sembuh dan semakin mengganas. Bahkan, benjolan di payudaranya sudah sebesar bola kaki. Tidak hanya itu, yang menyedihkan lagi dari payudaranya telah mengeluarkan bau tak sedap dan menyengat hidung, dengan rasa sakit yang luar biasa.

Akan tetapi, Tibaidah hanya lima hari di rawat di RSUD Cut Meutia dan pada 13 Agustus lalu terpaksa dirujuk ke Rumah Sakit Zainal Abidin di Banda Aceh, karena tidak mampu ditangani di Lhokseumawe. Akhirnya, sebelum menjalani operasi karena masih dilakukan perawatan untuk penyembuhan kesehatan secara umum, Tibaidah menghembuskan nafas terakhir pada Selasa 25 Agustus lalu. (arm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar