GEUREUDONG PASE- Kebanyakan masyarakat di Kecamatan Geureudong Pase, Aceh Utara, sudah mulai mengerti dan mengetahui tentang penyakit Chikungunya yang sempat menyerang warga setempat. Hal itu ditandai dalam beberapa hari terakhir ini, ada warga yang menderita penyakit chikungunya langsung melaporkan kepada Puskesmas Geureudong Pase dan ke Pustus Suka Damai.
“Memang awalnya, mereka tidak mengerti penyakit yang sering diderita oleh masyarakat. Namun, setelah kita lakukan penyuluhan dan sosialisasi tentang penyakit chikungunya yang disebabkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti, baru memahaminya,”ucap Kepala Puskesmas Geureudong Pase, Admal Rifai, SKM, kepada Rakyat Aceh, Rabu (10/6).
Dia mengatakan, dalam perut nyamuk Aedes aegypti terdapat dua virus yakni jika sempat digigit ada yang menderita penyakit DBD dan chikungunya. Namun, penyakit chikungunya yang di derita oleh masyarakat tidak membuat kematian. Pun demikian, kita harus terus melakukan antisipasi dengan membunuh jentik-jentik nyamuk dan nyamuk dewasa, agar masyarakat bisa terbebas dari penyakit.
“Tentunya, masyarakat dapat selalu bergotong royong di lingkungan masing-masing. Karena tanpa adanya bantuan dari masyarakat, kita dari puskesmas dan dinas tidak bisa bekerja sendiri,”ujarnya, seraya menambahkan, dalam beberapa hari lalu, pihaknya bersama tim Dinas Kesehatan Aceh Utara, sudah melakukan fogging atau pengasapan terhadap gampong-gampong yang dianggap rawan terserang penyakit Chikungunya.
Selain itu, ungkap dia, berdasarkan data terbaru di Gampong Suka Damai, terdapat 3 orang positif menderita penyakit chikungunya dan lima orang di Gampong Rayeuk Jawa. Akan tetapi, setelah dilakukan penanganan medis kondisi kesehatanya sudah membaik.
Sementara itu sebelumnya, di Kecamatan Geureudong Pase, tercatat 46 warga positif menderita Chikungunya. Dari 46 warga tersebut, yakni 39 warga berada di Gampong Suka Damai SP1 dan 7 warga lagi asal Gampong Uram Jalan. Sedangkan pada bulan Mei lalu, terindikasi 116 warga, masing-masing, warga asal Gampong Suka Damai SP1, 102 orang, Pulo Meuria 12 orang, Uram Jalan 1 orang dan Gampong Dayah Seupeng juga 1 orang. (arm)
“Memang awalnya, mereka tidak mengerti penyakit yang sering diderita oleh masyarakat. Namun, setelah kita lakukan penyuluhan dan sosialisasi tentang penyakit chikungunya yang disebabkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti, baru memahaminya,”ucap Kepala Puskesmas Geureudong Pase, Admal Rifai, SKM, kepada Rakyat Aceh, Rabu (10/6).
Dia mengatakan, dalam perut nyamuk Aedes aegypti terdapat dua virus yakni jika sempat digigit ada yang menderita penyakit DBD dan chikungunya. Namun, penyakit chikungunya yang di derita oleh masyarakat tidak membuat kematian. Pun demikian, kita harus terus melakukan antisipasi dengan membunuh jentik-jentik nyamuk dan nyamuk dewasa, agar masyarakat bisa terbebas dari penyakit.
“Tentunya, masyarakat dapat selalu bergotong royong di lingkungan masing-masing. Karena tanpa adanya bantuan dari masyarakat, kita dari puskesmas dan dinas tidak bisa bekerja sendiri,”ujarnya, seraya menambahkan, dalam beberapa hari lalu, pihaknya bersama tim Dinas Kesehatan Aceh Utara, sudah melakukan fogging atau pengasapan terhadap gampong-gampong yang dianggap rawan terserang penyakit Chikungunya.
Selain itu, ungkap dia, berdasarkan data terbaru di Gampong Suka Damai, terdapat 3 orang positif menderita penyakit chikungunya dan lima orang di Gampong Rayeuk Jawa. Akan tetapi, setelah dilakukan penanganan medis kondisi kesehatanya sudah membaik.
Sementara itu sebelumnya, di Kecamatan Geureudong Pase, tercatat 46 warga positif menderita Chikungunya. Dari 46 warga tersebut, yakni 39 warga berada di Gampong Suka Damai SP1 dan 7 warga lagi asal Gampong Uram Jalan. Sedangkan pada bulan Mei lalu, terindikasi 116 warga, masing-masing, warga asal Gampong Suka Damai SP1, 102 orang, Pulo Meuria 12 orang, Uram Jalan 1 orang dan Gampong Dayah Seupeng juga 1 orang. (arm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar