11 Agustus, 2009

Dua Jembatan Gantung Di Sawang Rusak Para

SAWANG- Dua jembatan gantung yang menghubungkan Gampong Cot Calang dengan Gampong Riseh, Kecamatan Sawang, Aceh Utara, mengalami rusak parah dan belum dilakukan perbaikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat.

Informasi yang diterima wartawan koran ini, salah satu dari jembatan tersebut sudah tidak layak digunakan lagi. Namun, ada juga warga yang nekat menggunakannya ketika banjir tiba, seperti anak-anak sekolah, masyarakat petani untuk mengangkut hasil pertanian ke ibukota Kecamatan Sawang dan sekitarnya. Dan jembatan itu merupakan jalur transportasi masyarakat untuk beraktifitas sehari-hari.

Sekjen Forum Komunikasi Mahasiswa Aceh Utara, Isbahannur, yang turun langsung kelokasi jembatan tersebut, kepada Rakyat Aceh, Sabtu (8/8) mengatakan, Gampong Cot Calang termasuk gampong terisolir dengan jaraknya ke ibukota kecamatan mencapai 8 kilometer yang mempunyai pendudukan berkisar 200 kepala keluarga.

“Kita mengalami kesulitan untuk menuju ke gampong itu, karena jalannya yang tidak pernah disentuh pembangunan oleh pemerintah. Meskipun, sering kita dengar begitu banyak Angaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK) yang mencapai triliunan. Tapi anak-anak yang kesekolah tiap pagi harus menyeberangi sungai karena 2 unit jembatan gantung tersebut rusak parah,”ujarnya.

Lanjut Isbahanur, pemerintah daerah dan DPRK Aceh Utara belum pernah turun kelapangan untuk melihat kondisi jembatan tersebut. Apalagi anggota dewan yang tidak terpilih kembali dalam pemilihan dulu. “Itu terbukti saya pernah menanyakan pada salah satu anggota DPRK Aceh Utara tentang sejauh mana pembangunan di Kecamatan Sawang, dia menjawab “hom hana tatuoh itanyoe, tanyoe ken hana jipeucaya tueh le le masyarakat,”pintanya meniru ucapan salah seorang anggota dewan tersebut.

Selain itu, sebut dia, pun demikian masyarakat Cot Calang tidak mau terpaku dan berharap penuh pada pemerintah, mereka sudah tidak diperhatikan meski di negeri sendiri. Keputusan pun diambil oleh Muzakkir Manaf yang merupakan Kepala Desa tersebut yang dikenal sangat tegas, untuk bergotong royong dan mencari sumbangan dana dari masyarakat seikhlasnya untuk merehab jembatan tersebut. “Ini yang mereka lakukan sendiri meski mengetahui bahwa ada dana yang dialokasikan untuk merehab jembatan itu dalam APBK Aceh Utara tahun 2009 sebesar Rp 280 juta,”ungkapnya. (arm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar